Pertengahan 2010 merupakan puncak penderitaan Umi Salamah, ia kerap nyeri dan panas di perut bagian bawah hingga pinggang. "Sakit tak terperih seperti di tusuk pisau", ujar warga kota Malang Jawa Timur, itu. Sakit itu hanya beberapa jam lalu hilang, tapi lambat laun frekwensinya meningkat. Kondisi fisik Salamah punberangsur menurun dan kerap berkeringat dinggin.
Dokter mendiagnosis Salamah terserang gangguan ginjal. Sang dokter melakukan pemeriksaan dengan ultrasosografi [USG] untuk memastikannya. "Hasil USG ternyata sesuaui diagnosis dokter" ujar Salamah. Pada ginjal bagian kanan terdapat batu gingga menimbulkan pembekakan. Dokter menyarankan untuk menjalani penyinaran atau tembak laser untuk memecah batu ginjal.
Seusai menjalani tembak laser, Salamah mengkonsumsi obat doter untuk memulihkan kondisi tubuh. Ibu tiga anak itu juga mematuhi perintah dokter untuk mengontrol kesehatannya. "lambat laun nyeri di pinggang sirna"
Sayang dua tahun berselang rasa sakit itu datang lagi, malahan nyerinya yang dirasakan lebih hebat. Menurut dokter dari pusat Urologi RS An-Nur di Yogjakarta, dr Danarto SpB, SpU. batu ginjal terbentuk karena adanya pengendapan kristal dan bisa turun ke saluran kemih dan kantong kemih. Sebanyak 75% endapan batu ginjal adalah kalsium oksalat. Sisanya, magnesium amonium fosfal alais batu strufit, asam urat, hidroksiapatit, brusit, dan sistin.
Batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang menjadi momok penduduk di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Konsumsi obat dokter membuat Salamat kawatir pada efek samping yang ditimbulkan. Seorang kawan menyarankan mengonsumsi beras hitam pada tahun 2015. Ia mengkonsumsi beras bangsawan pada siang hari dan malam. Pagi hari minum sereal beras hitam 2 sendok makan dengan air mendidih.
Enam bulan pasca konsumsi kondisi tubuh Salamah semakin bugar. Frekwensi kontrol ke dokterpun semakin berkurang. Salamah membuktikan beras hitam berpotensi membantu mengatasi gangguan batu ginjal.
[sumber : Trubus 550-September 2015/XLVI]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar